Siang itu panas terik di Desa Bandengan tapi tak menghentikan niatnya dan 24 perempuan lainnya untuk melaksanakan komitmen yang telah dibuat sejak awal. Duduk dengan posisi teratur sudah menjadi kebiasaan dan karena menjadi poin penting yang diajarkan lewat program pembiayaan modal kerja dari bank ini.
Seperti biasa, setelah seluruh anggota sentra duduk di posisi masing-masing, Community Officer (CO) memberikan arahan untuk berdoa bersama. Agar pertemuan yang rutin dilakukan tiap dua minggu sekali diberikan lancar dan usaha yang dijalankan dapat memberikan berkah untuk keluarga masing-masing.
Community Officer merupakan pendamping tiap sentra yang tugasnya adalah memberikan pelatihan kepada Ibu-Ibu calon nasabah hingga mendapatkan pembiayaan dari BTPN Syariah. Selain itu, CO juga memiliki kewajiban untuk memantau perkembangan usaha dari anggota sentranya sekaligus menerima cicilan pembiayaan dari anggota sentra.
Foto: Pengusaha pengasinan ikan sekaligus ketua sentra BTPN Syariah Desa Bandengan, Kab. Cirebon di tempat pengeringan ikan asin miliknya. (BTPN)
|
Kebetulan, Warni selain menjadi salah satu nasabah inspiratif BTPN Syariah Cirebon, dia juga menjadi ketua sentra Bandengan. Menjadi ketua sentra ternyata bukan tugas kaleng-kaleng, dia harus bertanggung jawab untuk seluruh anggotanya, mulai dari kehadiran hingga kedisiplinan anggotanya.
Yani, salah satu CO mengatakan Warni memimpin sentra yang jumlahnya besar sekali yakni mencapai 25 orang. Padahal, umumnya anggota sentra hanya mencapai 10-15 orang saja.
"Suaminya nelayan, penghasilan sedikit karena penjualannya dilakukan ke tengkulak, jadi sebagian besar dijual ke tengkulak dengan harga rendah," jelas Yani.
Foto: Pengusaha pengasinan ikan sekaligus ketua sentra BTPN Syariah Desa Bandengan, Kab. Cirebon di tempat pengeringan ikan asin miliknya. (BTPN)
|
Usai mengadakan pertemuan rutinnya dengan CO, Warni menyempatkan bercerita mengenai usahanya. Sambil berjalan di tengah terik matahari Cirebon siang itu, dengan semangatnya Warni menjelaskan saat ini dia tak hanya memiliki usaha pengasinan ikan, namun juga dua warung makan yang dia kelola bersama anaknya.
"Ada dua warung, di rumah sama di sini (pinggir dermaga). Kalau Ibu lagi di sini ya yang di rumah tutup dulu. Tapi ini anak yang ngurus," kata dia.
Dia menceritakan, pengalamannya sebelum kenal dengan pembiayaan dari BTPN Syariah hanya memiliki modal pas-pasan untuk membeli satu hingga dua jenis ikan dengan jumlah terbatas. Rata-rata dalam satu hari dia hanya mampu membeli dua ember ikan untuk diasinkan.
Namun sejak berkenalan dengan program yang ditawarkan bank ini, Warni mampu membeli dalam jumlah lebih banyak. Bahkan hingga delapan ember, bergantung pada kemampuannya mengeringkan. Tak jarang dia juga menggunakan jasa orang lain bekerja untuknya jika pasokan ikan sedang tinggi.
Dari segi omset juga tak kalah mencengangkan. Sebelum 2016, Warni hanya bisa meraup hingga Rp 200 ribu dalam sehari dari usahanya ini. Uang tersebut dihabiskan untuk membiayai keenam orang anaknya beserta suaminya.
"Kalau sekarang sehari bisa dapat Rp 400 ribu-Rp 600 ribu bersih. Itu juga bisa menabung," jelasnya.
BACA JUGA : Jejak Cuan Rp 1,38 T Milik TP Rachmat di BTPN Syariah
Keuntungan tersebut didapatnya dari usaha pengasinan ikan yang kemudian dijual langsung kepada pembeli siaga yang sudah menjadi langganannya. Biasanya, ketika pagi hari para nelayan merapat ke dermaga, dia akan langsung membeli ikan dan mulai mengasinkan.
Usaha seperti ini membutuhkan dukungan cuaca yang baik, sebab jika cuaca tak panas maka usaha mengasinkan akan memakan waktu 2-3 hari. Tetapi jika cuaca mendukung, pelanggan akan memborong ikan-ikan tersebut langsung di sore hari.
Dari usahanya tersebut, Warni juga mampu membiayai pembangunan rumah yang diidam-idamkannya sejak dulu. Katanya, untuk memulai pembangunan rumah saja dia harus menjadi tenaga kerja wanita (TKW) ke Singapura dan Arab Saudi selama tujuh tahun lamanya, berpisah dengan anak dan suaminya.
Sekarang Warni bahkan mampu membeli dua sepeda motor yang sehari-harinya digunakan untuk transportasi mengantarkan dagangannya dan untuk dia dan anak-anaknya jalan-jalan.
(dru)
"ikan" - Google Berita
February 25, 2020 at 03:13PM
https://ift.tt/2uqUxLR
Eks TKW Ini Jadi Juragan Ikan Asin, Sehari Raup Rp 600 Ribu! - CNBC Indonesia
"ikan" - Google Berita
https://ift.tt/2Lm4jo8
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Eks TKW Ini Jadi Juragan Ikan Asin, Sehari Raup Rp 600 Ribu! - CNBC Indonesia"
Post a Comment