Search

Warga Enggan Makan Ikan, Takut Kena Virus Demam Babi Afrika dari Bangkai Babi - Kompas.com - KOMPAS.com

MEDAN, KOMPAS.com - Ratusan bangkai babi yang mengapung dan membusuk di Danau Siombak dan Sungai Bedera mulai menimbulkan ketakutan warga.

Pasalnya, warga di Kecamatan Medan Marelan enggan mengkonsumsi ikan laut.

Mereka khawatir ikan-ikan tersebut terkontaminasi bakteri atau virus dari bangkai babi. 

Santi, seorang warga mengatakan, untuk sementara ini dia tidak lagi membeli ikan laut di pasar. 

Dia beralasan, penyenabnya adalah banyaknya bangkai babi yang dibuang di Danau Siombak, Sungai Bedera, yang akhirnya menuju ke laut.

Baca juga: Polisi Bikin Tim Gabungan Selidiki Kasus Buang Bangkai Babi ke Sungai

Bangkai babi bervirus terlanjur ke laut

Menurutnya, meskipun ada ratusan bangkai babi yang sudah dikubur, namun menurutnya sudah banyak pula bangkai babi yang terlanjur sampai ke laut.

"Sekarang pilih telur lah. Kalau tidak ya daging sapi atau ayam. Untuk sementara ikan laut, tidak dulu lah," ungkapnya. 

Di Jalan Platina VII, Kecamatan Medan Deli, Nuriani memilih mengganti konsumsi ikan laut menjadi ikan kolam seperti ikan lele, gurame atau nila.

Ketika ditanya pendapatnya tentang banyaknya bangkai babi, menurutnya membuang bangkai babi ke sungai adalah perbuatan yang sangat tidak terpuji. 

Informasi yang beredar, bangkai babi tidak hanya ditemukan di Sungai Bedera dan Danau Siombak, Kecamatan Medan Marelan.

Baca juga: Ratusan Bangkai Babi yang Mengapung di Danau Siombak Dikubur

Wabah kolera babi 

Beberapa waktu lalu, bangkai babi juga banyak ditemukan di Sungai Bedagai, Serdang Bedagai.

Let's block ads! (Why?)



"ikan" - Google Berita
November 12, 2019 at 08:11PM
https://ift.tt/36XskLi

Warga Enggan Makan Ikan, Takut Kena Virus Demam Babi Afrika dari Bangkai Babi - Kompas.com - KOMPAS.com
"ikan" - Google Berita
https://ift.tt/2Lm4jo8

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Warga Enggan Makan Ikan, Takut Kena Virus Demam Babi Afrika dari Bangkai Babi - Kompas.com - KOMPAS.com"

Post a Comment

Powered by Blogger.