CIANJUR, (PR).- Ratusan ikan air tawar di Kampung Tugu, Desa Sukamaju, Kecamatan/Cianjur mendadak mati sejak sebulan terakhir. Diduga ikan yang dibudidayakan itu mati karena bakteri aeromonas, yang disebut dapat menyebabkan kematian massal pada populasi ikan.
Berdasarkan informasi di lapangan, kematian ratusan ikan itu terjadi sejak sebulan terakhir. Jumlah ikan yang mati bisa mencapai 10-20 ekor per harinya.
Salah satu petani ikan setempat, Lukman (30) mengatakan, ikan-ikan tersebut diduga mati akibat terserang penyakit. Hanya saja, ia tidak mengetahui jenis penyakit apa yang menyerang ikan miliknya.
“Soalnya ini baru pertama kali terjadi selama saya mengelola usaha ini," ujar Lukman, Jumat, 22 November 2019.
Menurut dia, penyakit aneh menyerang ikan nila dan lele di kolamnya. Sebagian besar ikan mati dalam kondisi berjamur.
Lukman menjelaskan, terdapat bintik merah di tubuh lele yang mati. Lama kelamaan bintik tersebut berubah warna menjadi kuning. Sementara itu, ikan nila mati dengan tubuh berjamur.
Kematian ikan itu merugikan secara materi, karena populasi ikan yang panen turun sampai 20 persen. Apabila biasanya panen bisa menghasilkan 5 kuintal, kini turun menjadi 2-3 kuintal.
“Jadi sebelumnya bisa dapat Rp 500 ribu per kuintal, sekarang turun jadi Rp 300 ribu per kuintal,” kata dia.
Melihat kondisi tersebut, Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Vetenier Dislutnak Kabupaten Cianjur, Agung Rianto mengatakan, kasus kematian ikan tersebut diduga akibat penyakit aeromonas.
Aeromonas merupakan bakteri yang dapat menyebabkan kematian massal pada populasi ikan air tawar, baik ikan konsumsi maupun ikan hias.
"Bakteri ini muncul, karena kondisi cuaca yang tidak menentu ditambah kualitas air yang juga buruk," ujar Agung.
Ia menjelaskan, kondisi peralihan cuaca saat ini dapat memengaruhi kualitas air yang menurun. Hal itu, menjadi salah satu penyebab ikan menjadi stres.
Apabila ikan mengalami stres, maka daya tahan tubuh ikan bisa menurun. Pada kondisi seperti itu, ikan akan rentan terserang penyakit termasuk aeromonas.
“Jadi ikan yang terserang bakteri aeronomas ciri-cirinya ada bintik merah dan berubah warna menjadi kuning. Tapi pada kondisi tertentu terdapat jamur,”
Pencegahan dan penanggulangan
Ia menjelaskan, sejumlah langkah pencegahan dan penanggulangan perlu dilakukan. Agung menyarankan, agar para pembudidaya ikan air tawar menaburi air kolam dengan antibiotik dengan campuran bawang putih.
Cara herbal juga bisa ditempuh, yakni dengan menaburkan bawang putih yang sudah dicacah ke dalam air kolam. Selain itu, aliran air yang masuk ke dalam kolam yang terkontaminasi bakteri aeromonas perlu ditutup sementara.
“Ikan-ikan yang masih hidup dikeluarkan untuk disterilkan di kolam khusus. Walaupun ya, di Cianjur ini masih tradisional karena banyak yang tidak punya bak khusus,” ujar dia.
Ia mengingatkan, agar pembudidaya dapat terus memperhatikan kualitas air. Salah satunya, dengan menguras kolam secara rutin atau minimal setiap habis panen.
Kualitas air juga perlu dijaga dengan kondisi pH stabil, tidak lupa bak kontrol tersebut harus diberi batuan kapur dan split atau batu kerikil, dan arang sebagai penetralisir racun.
"Dari semua usahanya itu, intinya kebersihan lingkungan dan kualitas air harus selalu dijaga," ucap dia.***
"ikan" - Google Berita
November 22, 2019 at 12:38PM
https://ift.tt/3487AyA
Ratusan Ikan Mendadak Mati Diduga karena Bakteri - Pikiran Rakyat
"ikan" - Google Berita
https://ift.tt/2Lm4jo8
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ratusan Ikan Mendadak Mati Diduga karena Bakteri - Pikiran Rakyat"
Post a Comment