Terkait budidaya ikan gegaring, Iwan mengatakan, ikan tersebut dapat dibudidayakan di keramba jaring apung, keramba tancap, kolam air deras, dan bahkan di kolam air tenang.
Kemukiman Samarkilang, Kecamatan Syiah Utama, Bener Meriah, kini terkenal dengan objek wisata arung jeram. Kecuali itu, kawasan tersebut ternyata juga menyimpan berbagai kekayaan alam lain. Salah satunya, Ikan Gegaring. Melihat potensi yang ada, ikan tersebut sepertinya bisa menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat setempat.
Camat Syiah Utama, Khalisuddin, kepada Serambi, Sabtu (25/1/2020), mengatakan, selain untuk dikonsumsi sendiri, ikan Gegaring juga bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi warga daerah itu. Sebab, menurutnya, ikan tersebut mudah didapatkan di sejumlah sungai terutama saat musim hujan.
Karena itu, sambung Camat, dirinya mengimbau masyarakat Samarkilang untuk segera mulai membudidaya ikan Gegaring atau Iken Pedih (Kerling, Jurung, Dewa) menjadi salah satu sumber ekonomi baru bagi mereka. Di daerah lain seperti Brastagi, Sukabumi, dan Danau Lut Tawar, tambah Khalisuddin, warganya sudah lama membudidayakan ikan jenis tersebut.
Apalagi, kata Camat, seiring lancarnya akses jalan maka pemasaran semua hasil usaha masyarakat termasuk ikan gegaring, akan sangat mudah. “Soal harga, memang masih fluktuatif. Ikan Gegaring basah rata-rata dijual Rp 80.000 per kilogram, kering atau sudah disiapkan Rp 140.000 per kilogram. Tapi, jika dalam kondisi hidup lebih mahal lagi yaitu bisa mencapai ratusan ribu rupiah per ekor," rinci Khalisuddin.
Terpisah, mantan Kepala Balai Benih Ikan (BBI) Lukup Badak, Aceh Tengah, yang juga praktisi perikanan, Iwan Hasri, mengatakan, ikan Gegaring yang memiliki nama ilmiah Tor Sp tersebut memiliki prospek yang sangat menjanjikan untuk dibudidayakan. "Ikan ini sangat disukai oleh masyarakat karena rasanya lezat. Harganya lebih mahal dari ikan mas, ikan nila, dan ikan-ikan air tawar lainnya. Prospek pasar ke luar Aceh juga cukup bagus," ujar Iwan.
Karena itu, ia berharap penangkapan ikan tersebut jangan dengan cara-cara terlarang seperti menggunakan racun dan disetrum. "Mari kita hentikan menangkap ikan dengan metode terlarang demi masa depan anak cucu kita," imbaunya. Terkait budidaya ikan gegaring, Iwan mengatakan, ikan tersebut dapat dibudidayakan di keramba jaring apung, keramba tancap, kolam air deras, dan bahkan di kolam air tenang.
Jika kawasan Samarkilang dapat menjadi sentral penghasil ikan gegaring di Aceh dan bahkan di Indonesia, tambah Iwan, hal tersebut tentu akan sangat berpengaruh positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat dan daerah.
Ketua Karang Taruna Syiah Utama, M Yakub, mengungkapkan, sejak beberapa bulan lalu pihaknya sudah mengantisipasi agar penangkapan ikan menggunakan racun atau setrum, tak dilakukan lagi oleh masyarakat. "Karang Taruna Syiah Utama sudah menerapkan wajib lapor bagi orang luar yang masuk ke hutan atau menyisir sungai di wilayah kami. Barang bawaan mereka kami periksa untuk memastikan aman dari alat atau bahan berbahaya termasuk narkoba," ujar M Yakub.
Selain itu, tambah Yakub, pihaknya juga melakukan sosialisasi dan melarang perburuan hewan dilindungi di hutan Samarkilang. "Alhamdulillah, sejauh ini upaya kami meredam peracunan dan setrum ikan dan perburuan hewan dilindungi berjalan dengan baik. Jika ada yang melanggar, akan kami lapor ke pihak berwajib untuk diproses hukum," tegasnya. (budi fatria)
"ikan" - Google Berita
January 26, 2020 at 09:19AM
https://ift.tt/2utY0ZZ
Berpotensi Jadi Sumber Ekonomi Baru, Camat Imbau Warga Samarkilang Budidayakan Ikan Gegaring - Serambi Indonesia
"ikan" - Google Berita
https://ift.tt/2Lm4jo8
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Berpotensi Jadi Sumber Ekonomi Baru, Camat Imbau Warga Samarkilang Budidayakan Ikan Gegaring - Serambi Indonesia"
Post a Comment