KOMPETISI PRESTASI LURAH HEBAT SEMARANG (Oktober 2019 - Februari 2020)
Ubah Selokan Jadi Taman Ikan
Lurah Mugassari
Pertama yang ia tekankan dalam kepemimpinannya adalah guyub, gotong-royong, dan rukun. Itulah yang diusung Sri Suhartini, di mana pun dia mendapat amanah sebagai lurah, termasuk saat ditugasi sebagai Lurah Mugassari Kecamatan Semarang Selatan.
Dia menuturkan ketika tiba di Mugassari Oktober 2017, keadaan infrastruktur belum seperti saat ini. Tetapi sekarang perkembangannya, luar biasa.
Ada Taman Indonesia Kaya, Taman Warag, dan pusat olahraga Tri Lomba Juang.
”Kalau mau olahraga, seperti senam, lari, warga ke Tri Lomba Juang. Di Taman Warag, warga bisa dudukduduk santai,” ujar perempuan kelahiran Kendal, 4 Januari 1963.
Kelurahan dengan luas wilayah 65,33 hektare itu, menjadi pusat kota.
Batas sebelah barat Jalan Kiai Saleh, sebelah selatan Jalan Veteran, sebelah timur Jalan Pahlawan, dan sebelah utara Jalan Pandanaran.
Dengan kondisi itu, wilayah yang memiliki 7 RW dan 57 RT itu, hampir setiap saat dilewati Wali Kota.
”Itu kan jalan utama yang dilewati wali kota. Kami tambah semangat untuk buat lebih baik,” katanya.
Ikon lainnya adalah Makam Ki Ageng Pandanaran. Itu yang membuat kelurahan berpenduduk 7.463 jiwa dengan 2.193 KK itu, sering dikunjungi tamu dari berbagai daerah.
”Hampir setiap hari ada tamu, kalau lingkungan tidak bagus, malu. Karena itu saya utamakan kebersihan. Kalau bersih kan enak dilihat,” ujar perempuan, yang sempat 7 tahun sebagai Lurah Bulustalan.
Di Mugassari, dia membawa mimpi yang belum sempat diterapkan di Bulustalan.
”Di sana saya berangan-angan membuat saluran air yang mengalir menjadi kolam ikan. Belum terlaksana sudah pindah ke Mugassari. Jadi saya terapkan di sini, saya cari tempat yang cocok, di RW VI, Gergaji Pelem, di belakang Polda Jateng,” ujar perempuan yang sebelumnya menjadi Sekretaris Lurah di Tambak Aji, Beringin, dan lurah di Wonosari dan Gondoriyo itu.
Setelah koordinasi dengan warga, dimulailah proyek itu. Mulai rapat pada awal November, awal Desember sudah menebar ikan. Dan jadilah Taman Ikan Ulam Sari.
”Kami uji coba selama dua minggu dengan ikan lele dan nila. Ternyata ikan tambah gemuk, jadi tidak ada masalah,” ujar ibu dari Windiyas, Albert, Yusuf, dan Lukman.
Istri dari Mohammad Salim itu mengakui bersama warga terus memperbaiki sistemnya, sehingga menemukan sistem pilah dan saring air.
”Airnya tetap bersih, bebas dari zat kimia. Selokan itu jadi kolam ikan yang cantik. Dengan begitu, warga kalau mau buang sampah, malu sama ikannya hehehe,” ujar dia.
Kolam ikan di saluran air itu sudah berumur tiga tahun. Sudah beberapa kali panen, dan menambah ekonomi warga.
”Tapi tidak hanya itu. Yang penting buat warga senang, tambah guyub, dan tambah gizi keluarga. Kolam ikan itu bisa jadi sarana hiburan warga,” ungkap Sri Suhartini.
Untuk membuat lingkungan makin asri, tembok pembatas di sebelah timur selokan dilukis mural.
Di tepian selokan juga ditanami beraneka macam tanaman.
”Jadi bagus indah. Kampung jadi cantik, dan warga malu jika buang sampah di situ,” ujar perempuan yang tinggal di Perum Pandana Merdeka itu.
Ia bersama warga ingin membuat kolam serupa pada sisi selatan Perhutani.
”Kalau sana airnya lebih deras dan lebih lebar. Untuk sementara ini kami buat hijau dulu lingkungannya dengan pohon mangga,” ujar lurah yang mengimbau warganya untuk menanam toga di setiap rumah. (42)
Berita Terkait
"ikan" - Google Berita
January 31, 2020 at 12:06AM
https://ift.tt/36IoxQm
Ubah Selokan Jadi Taman Ikan - Suara Merdeka CyberNews
"ikan" - Google Berita
https://ift.tt/2Lm4jo8
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ubah Selokan Jadi Taman Ikan - Suara Merdeka CyberNews"
Post a Comment